Jumat, 24 Mei 2013

40 tahun lagi

7 Juli 2001

Aku dan beliya band yang seluruh personil nya cewek ikut babak penyisihan di kota balikpapan. Band yang berasal dari kota Tenggarong bebas memilih kota mana saja dalam 3 kota besar yang di pilih panitia untuk kami ikuti.


Hanya band asal Tenggarong yang di beri pilihan itu, karna persaingan di samarinda dan bontang lumayan ketat maka kami memilih kota balikpapan. Pagi yang lumayan terik di balikpapan, seluruh peserta band harus mendaftar ulang di Gelora Patra, mengambil id card peserta dan lanjut cek sound hingga sore. Selagi anggota yang lain ngantri pengambilan id card di meja panitia depan pintu masuk gelora patra, kami berkumpul saja dengan hyper band di halaman berumput yang teduh sekalian menumpuk peralatan band yang lumayan berat kalo di tenteng terus menerus.


Pemandangan saat itu hanya lah sekumpulan anak band balikpapan yang menunggu. Kehadiran kami sebagai satu-satu nya band dengan personil cewek jelas menarik perhatian mereka. Bukan nya sombong, tapi kami memang sudah terbiasa dengan perhatian itu. Bukan nya juga menghina, tapi anak band di balikpapan tidak masuk dalam kategori pacar idaman kami. Hohohoho... Mereka terlalu anak band banget dengan atribut yang nge-band banget. Ngerti kan maksud nya... Kami menyukai cowok yang berpenampilan sederhana dengan skill luar biasa.

Tapi pemandangan pagi itu memang dominan banget. Tidak ada yang menarik perhatian kami, biasa lah... Hal menyenangkan saat menunggu adalah tebar pesona dan hunting cowok. Bukan untuk di jadikan pacar lho, tapi hanya sekedar untuk di kagumi melambungkan khayalan. Sebagian dari kami tentu sudah ada yang punya pacar, termasuk aku. Tau kan rasanya jadi remaja, saat tidak ada lawan jenis yang menarik perhatian kita? Rasa nya pasti membosankan.

Tapi, suasana langsung berubah ketika sekumpulan cowok memasuki area itu. Jelas kehadiran mereka sangat menonjol. Selain tampang mereka yang cute, penampilan mereka juga sangat tidak ngeband. Hanya baju kaos dan jeans, tidak ada tambahan apa-apa yang pastinya akan membuat mereka terlihat norak seperti yang lain :-D

Pikiran kami pun melambung dalam khayalan, seperti gerakan slow motion di film drama romantis, gerakan mereka sangat mempesona. Cara mereka berjalan dan memperhatikan sekitar sangat berbeda dengan yang lain. Padahal mereka juga pasti anak band balikpapan, tapi mereka seperti terpisah dari yang lain. Mengapa kami menebak mereka pasti dari balikpapan??? Karna apabila mereka berasal dari tenggarong, jelas kami sudah kenal. Dan jika mereka dari kota lain, jelas tidak mungkin! Karna band dari kota lain tidak di perbolehkan ikut serta di babak penyisihan balikpapan. Mereka benar-benar manis...


Rasa nya seketika itu juga, pagi terik jadi turun salju saat mereka melirik ke arah kami. :Love:Love:Love Si baju orange! Wow! Belum pernah aku melihat cowok secakep itu. Memang mereka semua rata-rata manis, tapi si baju orange jelas paling CUTE! Dan semua beliya pun setuju! :Love:Love:Love Tapi kemudian mereka menghilang dari balik tembok ke arah pantai, seketika itu pula salju berubah menjadi terik!


Dengan lemas kami pun mulai memasuki gelora patra untuk menunggu giliran check sound, jam-jam yang membosankan Ketika si baju orange dan personil nya memasuki gedung lalu mengambil posisi tribun tepat di sebrang tribun kami. Mereka duduk berjejer, kami yang semula berpencar langsung ikut-ikutan duduk berjejer. Berlomba-lomba agar dapat posisi sama seperti si baju orange. Tapi, aku tersingkir ke ujung sejajar dengan drumer mereka yang bertubuh tambun ( ˘͡ -˘͡) 

Saat berhadap-hadapan seperti itu walau tidak sejajar dengan si baju orange, pipi ku merona panas. Saking merona nya sampai ku tutup wajah ku dengan koran yang sebelumnya aku pakai untuk kipas. Tidak pernah aku seaneh ini mengingat banyak nya mantan pacar yang kumiliki sebelum nya. Tidak ada yang membuat ku semerona ini...


Kemudian dengan bahasa isyarat, mereka mengajak kami keluar gedung. Mungkin untuk berkenalan agar lebih leluasa. Sound yang hingar bingar dan jarak tribun kami yang lumayan jauh jelas bukan sarana yang bagus untuk saling menggoda. Mereka keluar terlebih dahulu, tapi aku mengingatkan beliya yang lain agar tidak keluar menemui mereka, karna kami belum mendapat giliran check sound sedangkan 3x panggilan panitia tidak di respon maka akan di diskualifikasi. So, kami tetap bertahan di tempat, penuh rasa bosan dan aktifitas bolak balik ke toilet berkali-kali.


Sesekali memperhatikan grup band yang melakukan check sound sebagai hiburan. Beberapa jam kemudian terdengar panggilan kedua dari panitia untuk trilogi band yang di susul riuh sorak menggoda dari personil beliya yang lain, ketika ku arahkan pandangan ku ke bawah, si baju orange CS tersenyum malu melewati kumpulan kami sambil menenteng guitar bass.

Glek! Wajah itu... Wajah paling sempurna yang pernah ku lihat... Senyum nya unik, Kulit nya putih, Mata nya sipit nan tajam, Hidung nya mancung bangir lancip, Bibirnya merah merekah seperti bisul raksasa.... Haha... Seandainya yang memiliki semua atribut wajah itu adalah seorang cewek, pasti lah akan menjadi cewek tercantik di kaltim. Tapi karna pemilik wajah itu adalah seorang cowok, maka aku bisa mendeskripsikan karakteristik wajah nya benar-benar unik! Tanpa berkedip, kami menatap si baju orange CS di atas panggung sedang melakukan check sound. Sikap grogi mereka nampak banget, sehingga seringkali memunggungi atau menunduk saja ( ˘͡ -˘͡) Panitia menyebutkan nama para personil trilogi band satu persatu, kami memasang telinga ketika panitia menyebutkan "di posisi bass ada Ali Akbar"

Aku memang tidak pernah mencoba wahana hysteria di Dufan, tapi aku yakin rasanya hampir sama dengan ini, dalam sekian detik jantung ku serasa ada di ubun-ubun kemudian berpindah ke usus ku. Reaksi fisik yang abnormal memang! Tapi baru mendengar nama nya saja, sudah membuat aku mual saking nervous nya.

Sorakan dari personil beliya menciutkan hati ku. Hati ku menciut karna ku pikir aku tidak punya saingan untuk merebut perhatian si baju orange alias Ali Akbar, ternyata saingan nya cukup banyak dan lumayan berat,Mungkin sebaiknya aku mundur saja, mengingat personil beliya yang lain jauh lebih cantik, lebih putih, lebih langsing... Mundur lebih cepat pasti mengurangi kekecewaan mendalam kemudian, Setelah itu, aku hanya berfokus pada parade band yang akan kami hadapi. Berusaha untuk bermain sebaik mungkin. Dan hanya mencurahkan sedikit perhatian saat trilogi band menunjukkan kepiawaian nya dalam membawakan aliran musik GodBless.

Anggaplah itu terakhir aku melihat nya... 


--++---

Setelah penampilan kami di babak penyisihan parade boom itu, kami menyegarkan pikiran dengan berjalan-jalan ke balikpapan plaza. Aku dan tari berjalan terpisah dari yang lain. Sebenarnya tidak ada yang spesial, hanya saja ada yang aneh di dalam hati ku. Seperti perasaan kosong dan hilang. Secara refleks aku berhenti dan menatap sebuah ranjang jati pajangan di pameran furniture lantai dasar. Dan berseru


"Tay, aku hanya mau menikah dan melewati malam pertama pernikahan ku dengan Ali Akbar, walaupun aku sama sekali tidak mengenal nya"

Bagaikan seorang penyihir yang merapalkan mantra, seketika itu pula semua nya terasa berbeda, dunia seperti berputar di sekeliling ku untuk beberapa detik dan kembali normal lagi setelah nya...

Ohya, untuk urusan perasaan ini aku sangat percaya sama tari, dia adalah wadah curhat terbaik di saat itu. Karna memang dia lah yang selalu mengerti...

---+++---

21 Juli 2001

Sebentar lagi aku berumur 17 tahun. Umur yang di tunggu-tunggu oleh ABG seperti aku pastinya. Pesta besar sudah di siapkan oleh uak dan keluarga ku untuk merayakan nya. Seharusnya aku bahagia, right?! Tapi rasanya masih ada saja yang kurang dan kosong di dalam hati ku. Pacar ku Leo pasti akan datang dari samarinda, pesta besar dan kehadiran seorang pacar seharusnya membuat segala nya jadi menyenangkan.

3 hari lagi, Aku ingat bagaimana dulu aku pernah berdoa dan memohon kepada Tuhan, bahwa di umur ku yang ke 17 aku harus menemukan 'Cinta' yang sebenarnya. Aku ingin merasakan getaran-getaran cinta seperti cerita orang, ingin merasakan apa itu rindu... Memang benar aku sudah punya banyak pacar, tapi tidak seperti cerita orang yang mengatakan bahwa cinta itu indah blablabla, bagi ku hubungan pacaran ku semata-mata karna pengaruh dari lingkungan. Sama sekali bukan perasaan yang muncul dari dalam. Paling tidak, malam minggu aku tidak sendirian.

---+++---

Yang ku dapati adalah diri ku sedang mengaduk-aduk berkas dalam kotak di kantor permata enterprise samarinda yang menjadi EO pada acara parade permen boom tersebut. Bayangkan, aku sampai merasa harus melakukan itu, pergi ke samarinda dan mencari informasi tentang si baju orange alias Ali akbar untuk mengganti perasaan kosong dan hilang yang kurasakan akhir-akhir ini. Dan data-data serta foto 3x4 nya sudah ada di tangan ku sekarang.


Beruntung pihak permata enterprise tidak keberatan aku mengacak-acak berkas mereka. Dari data nya disebutkan bahwa Ali akbar berdomisili di kebun sayur balikpapan tapi kuliah di UNMUL Samarinda. Wow! Kemungkinan nya 40% aku bisa bertemu dia lagi. Setiap saat yang ku pandangi hanya foto nya saja, Entahlah... Kenapa aku jadi seperti ini... Tapi rasa nya ini bukan diri ku. Setiap saat terbayang-bayang tentang nya. Tari dan evi sampai berkata "Rasanya ingin memberi kado spesial di hari ulang tahun mu, isi dalam nya adalah Ali Akbar"

Konyol! Jelas itu tidak mungkin, tidak ada yang tahu berapa nomer hp nya, dia tinggal dimana blablabla...

Cuman tau nama, apalah artinya??? ---++---


25 Juli 2001

Seventeen party ku tetap di adakan sesuai rencana, semua di persiapkan semeriah mungkin. Pesta ulang tahun paling meriah seumur hidup ku, karna ada hiburan band dan di selingi beberapa acara yang seru.



Sebelum aku keluar kamar, lagi-lagi aku hanya memandangi foto Ali akbar, jangan bilang bahwa perilaku ku ini biasa, jelas tidak biasa! Tapi memang begitu kenyataan nya. Menatap foto itu berlama-lama tidak membuat perasaan ku jadi lebih baik, aku tau itu! Tapi tetap saja sulit menghentikan nya. Pesta itu berjalan dan berakhir seperti pesta pada umum nya. Kehadiran Leo pacar ku sedikit pun tidak membuat ku menjadi lebih nyaman. Umur ku sekarang sudah 17 Tahun, sebagaimana doa ku sebelumnya, ternyata Tuhan memang tidak mengabulkan nya! Tuhan tidak sayang pada ku.

Bukti nya, di saat umur ku 17 tahun pun aku belum menemukan orang yang bisa membuat ku merasakan cinta. Foto dan kartu mahasiswa ali aku simpan saja di dalam album foto mini ku. Aku sudah berhenti berharap akan ada nya keajaiban. Tidak lah mungkin ali bisa keluar dari foto itu dan menjadi nyata, memang nya ini cerita harry potter.

Aku juga sudah berusaha mencari tentang keberadaan nya. Aku menelpon semua orang yang kuliah di Unmul dan di jurusan yang sama dengan ali, tapi jawaban mereka sama sekali tidak membuah kan hasil. Tidak ada yang kenal dengan ali akbar. Semakin membuat frustasi saja...


28 Juli 2001

Malam minggu ini kami akan memberi dukungan kepada hyper band untuk bertarung di babak final parade boom. 3 juara dari 3 kota di pertemukan lagi di Gor segiri samarinda, Hyper band adalah salah satu nya. Sedangkan beliya dan trilogi gugur. Jam 7 sore itu kami sudah parkir di pelataran gor segiri. Sepanjang jalan dari hotel ke gor segiri, tubuh ku mendadak menggigil tanpa sebab. Semakin dekat gor semakin bergetar hebat. Suhu saat itu normal dan sebelumnya aku juga merasa sehat.


Tapi reaksi tubuh ku benar-benar tidak masuk akal, turun dari mobil aku meminta bantuan thari untuk menyeimbangkan tubuh. Aku takut tiba-tiba saja jatuh pingsan karna tremor ini. Berjalan dari parkir mobil ke pintu masuk gedung menjadi sesuatu yang cukup menyulitkan. Setelah membeli tiket, kami langsung masuk dari pintu utama lalu berbelok kiri menuju ke arah panggung. Anehnya setelah memasuki gedung tubuh ku tidak lagi menggigil, mendadak menjadi normal lagi seperti beberapa jam sebelumnya, Tapi... Beberapa detik kemudian, Nafas ku tertahan dan kurasakan genggaman thari pada tangan ku pun mengencang.


Tidak bisa ku deskripsikan rasa nya saat itu, tapi tenggorokan ku benar-benar tercekat dan berhenti berdetak seperti biasanya. Atau kah aku sudah tidak bisa merasakan detak jantung ku lagi saking kencang nya? Tidak bisa di pungkiri bahwa serangan kejut itu menjadi hal paling fenomenal yang pernah kurasakan, sensasi nya mengalahkan perasaan ku saat para juri mengumumkan tentang terpilihnya beliya band sebagai jawara, bahkan lebih hebat 2x lipat dari itu.

Aku tetap berusaha berjalan dengan normal walau aku yakin tidak terlihat normal bagi siapapun yang melihat nya. Untung nya aku di kelilingi teman-teman yang lain, sehingga kegugupan ku tidak terlihat oleh nya (Mungkin!hohoho)


Nya??? Siapa? Sori lupa memberitahu, saat aku menulis ini aku serasa kembali pada suasana itu sehingga mengungkap kan nya pun jadi sulit. Hihihihi...

Yap! Tebakan kalian benar! Saat aku memasuki gedung gor segiri itu di hadapan ku tepat di hadapan ku setelah kami berbelok ke kiri gedung, Ali Akbar sudah duduk di tribun dan melihat kedatangan ku, maaf! Maksud ku melihat kedatangan kami. Senyum nya... Mata nya... Tubuh ku serasa meleleh bagaikan sebatang coklat di tempat yang hangat. Bagaimana tidak? Selama ini aku mencari nya kemana-mana sampai frustasi lalu tiba-tiba dia ada di hadapan ku, ada di satu gedung yang sama dengan ku. Okee, aku memang tidak tahu kepada siapa senyuman itu di tujukan. Tapi, seperti nya aku memang jatuh cinta padanya walaupun aku tau akan mengecewakan.


Aku tidak tau apakah dia sudah punya pacar? Apakah dia seorang playboy? Apakah dia naksir salah satu dari teman ku? Terserah lah, menyukai nya bagai mempertaruhkan hati ku di meja judi dengan kemungkinan kecil sekali untuk menang. Aku hanya bersiap-siap untuk kecewa, biar saja... Daripada memungkiri nya.


Sekarang kami sudah ada di tribun sebelah panggung, aku menikmati aksi-aksi para peserta finalis sambil melambungkan khayalan. Personil beliya yang lain agak berisik di sebelah ku, seperti nya mereka sedang membicarakan ali akbar yang berjarak kurang lebih 10 meter dari tempat kami duduk.


Huuuh,... Belum-belum aku udah kecewa aja. Personil beliya tu cantik-cantik terkecuali drummer nya, siapapun tau itu dan cowok seperti Ali akbar itu sudah pasti naksir nya sama salah satu dari mereka dan jelas tidak mungkin aku yang gendut buntal hitam berkacamata. Kalau di pikir ulang pun, cowok setampan ali akbar biasa nya ceweknya tuh model atau paling tidak cewek berpenampilan manis yang biasanya jadi idola di sekolah dan kebetulan personil beliya bukan dua-duanya. Hohohoho...


Terkecuali dia playboy! Seperti mantan pacar ku dulu amor samarinda, ganteng sih... Cute banget tapi tidak sesempurna ali akbar. Dan dia 100% Playboy! Karna suatu hari kakak ku ke samarinda ngeliat dia jalan sama cewek lain berkali-kali. So, aku rasa ali akbar bisa saja termasuk golongan playboy samarinda seperti itu. Semua nya menunjang! Sumpaah! Personil beliya yang lain neh bener-bener berisik yah kalau urusan cowok.


Lagu santana corazon yang dibawakan oleh grup band asal bontang seperti kalah nyaring dengan suara berisik mereka. Hmmmm... Pantas... Itu sebabnya bontang cukup di perhitungkan, skill & permainan nya memang jago. Tiba-tiba ada yang menggamit lengan ku dari belakang


"Mba...Mba... Yang kemaren ada di balikpapan ya"


Mata ku membelalak atau mungkin bola mata ku sudah keluar dari tempurung nya saat ali akbar sudah ada dibelakang ku... Sori, ini sebenarnya ekspresi yang tidak bisa di ungkapkan hanya dengan kata-kata. Tapi setidak nya bisa aku perumpamakan seperti aku adalah sebuah peluru yang di tembakkan ke angkasa. Atau... Aku adalah sebuah roket yang melesat ke angkasa dalam hitungan menit mendarat di bulan... Lalu mengambang-ambang di hampa udara. Menyenangkan sekaligus mendebarkan!


Tapi belum sempat aku membalas pertanyaan nya, ali akbar sudah tenggelam dalam kerumunan personil beliya di barisan belakang ku. Lalu sedetik kemudian sebuah tangan raksasa menarik ku dan gravitasi bumi menghempaskan aku ke daratan berbatu. Eh, perumpamaan yang salah! Mungkin lebih tepat nya tubuh ku terhempas ke trampolin raksasa yang melambung hempaskan tubuh tambun ku.


Karna, setidak nya aku tau... Dari 7 personil beliya yang ada disitu, lengan ku lah yang duluan di gamit nya (huufft...) Aku menyingkir sedikit ke pinggir menjauhi kerumunan tapi tetap di barisan semula, membiarkan apapun yang terjadi di belakang kanan ku. Terakhir aku lihat ocha berpindah duduk ke samping ali akbar.


Aku memang bukan orang yang agresif, dan tidak pernah bisa bersikap agresif terhadap cowok. Lebih baik aku memendam perasaan ku sampai mati daripada mengungkapkan perasaan suka ku terhadap seseorang. Apalagi, aku tidak punya modal fisik cukup untuk melakukan nya. Jika aku sekeren dan selangsing mereka, aku pasti pede saja untuk bersikap agresif.


Tapi siapa lah aku? Hanya seorang cewek gendut hitam pendek berkacamata. Tubuh ku merinding saat mendengar suara melengking vokalist band tamu dari banjarmasin membawakan lagu She's Gone nya steel heart. Sejenak lupa dengan perasaan ku dan hanyut dalam alunan lagu slow rock itu.


Ketika baru ku sadari seseorang sudah duduk di sebelah ku dengan senyuman nya yang unik. Aku melihat nya sekilas tanpa ekspresi dan tanpa senyuman tapi jantung ku berdebar kencang, sekencang dentuman bass yang keluar dari sound system di depan kiri ku. Hei! Tapi dia tetap tersenyum walau aku tidak membalas nya. Aku mengalihkan tatapan pura-pura ku ke arah panggung. Mencoba berkonsentrasi pada apa pun yang ku lihat. Sementara pikiran ku berpacu pada 'apa yang bisa aku lakukan?' "Kok sombong?"

Dia berbicara di telinga ku berusaha mengalahkan suara sound. Aku diam saja dan sedikit menyunggingkan senyum, sedikit memang! Tapi butuh usaha yang keras untuk melakukan nya. Ku rogoh tas didepan ku, mengambil sebuah album foto kecil lalu ku berikan kepada nya dan masih tetap dengan wajah datar. Selagi dia membolak balik album itu, aku kembali mengalihkan pandangan ku ke arah panggung masih dengan lengkingan lagu steel heart.


"Kenapa ada foto dan kartu mahasiswa ku disini?"

Kata nya lagi di telinga ku. Dan ku lanjutkan dengan merebut pelan album yang ada di tangan nya dan langsung memasukkan kembali ke tas ku. Sempat ku lihat kebingungan di wajah nya dan dalam hati aku mengutuk diri! 'Aku bodoh!' Kenapa tidak bisa bersikap lebih baik lagi? Benar-benar bodoh! Sekarang orang yang aku cari-cari selama ini ada di sebelah ku dan ini nyata! Bukan mimpi!!! Tapi sikap ku sangat buruk! Rasanya ingin memutilasi diri sendiri,

Aaaarrrgghhkk...


"Aku gak bisa lama,sudah janjian dengan teman. Bisa minta nomer telpon rumah? Oh'ya kita belum kenalan, nama ku Ali"


Kami berjabatan tangan, Ya tuhan... Ini nyata! Aku bisa merasakan tangan nya...


"Nama ku IIN" 


Masih bersikap acuh sambil menuliskan nomer telpon rumah dan handphone ku. Telpon selular masih sangat langka, tapi uak sudah membelikan sebuah ponsel dengan merk samsung untuk ku. Ali menerima robekan kertas memo, pamit mohon diri dengan semua teman-teman, lalu pergi... Tinggal lah aku yang tenggelam dalam lautan pasir hisap. Mencoba menyelamatkan diri malah membuat aku semakin terhisap ke dalam pasir nya. Mungkin sebaiknya aku mencoba tenang sampai seseorang menolong ku keluar.


 ---+++--- 

Setelah babak grand final parade band BOOM berakhir. Hyper band langsung kembali ke tenggarong sedangkan aku dan personil beliya bertahan di samarinda. Kami cek in di hotel mesra tapi sebelum kembali ke hotel kami berkeliling samarinda sekaligus cari makan tengah malam. Di dalam mobil, seperti remaja cewek pada umum nya kami saling bertukar cerita dan bercanda. Tapi entah bercanda apa serius, pembahasan mereka kali ini bikin kuping ku panas!


"In, ntar kalo ali nelpon, bilangin salam dari aku yaaa" 

"Eeh,jangaan! Bilangan salam aku!" 

"In, aku serius lho ya, sampaikan salam ku"


Gggggrrrrr.... Aku mengangguk angguk saja sambil terus menyetir mobil. Untung mereka tidak bisa melihat perubahan ekspresi wajah ku di depan kemudi dan gelap nya malam. Beberapa saat kemudian handphone ku berdering. 

"Halo,iin ya... Ini ali yang tadi"

Andai saat ini hujan deras, pasti aku mengira sudah tersambar petir

"Iyaah, hai! Ini sudah tengah malam, kenapa baru menelpon?"

Tetap memegang setir dengan tangan kiri memegang handphone di telinga. "Ini baru sampai rumah" blablablablabla.... Obrolan biasa... 

"Eh ali... Ada salam dari teman ku neh, nama nya xxxx sama xxxx, kamu pilih deh salah satu nya mau yang mana?"

Sok tenang banget sih aku, padahal jantung gak beraturan nunggu jawaban nya. 


"Waalaikum salam, salam balik" "Lho? Bukan salam itu, maksud ku salam cinta, salam sayang, salam untuk jadi pacar gitu" 


"Ooowh, makasiih... Tapi aku belum di bolehin pacaran" 


"Diam-diam lah... backstreet"


Aku benci berbasa-basi. Rasa nya mau langsung teriak dari speaker phone 'Mau apa gak sama salah satu dari teman ku!!! Jawab dengan tegas! Gak usah basa basi' hohohoho... 


"Waalaikum salam aja yah"


*Hoaaaammmm, ngantuuk... Zzz..Zz...


Sebenarnya aku senang mendengar jawaban nya. Dia tidak berusaha untuk mencari tau atau membahas lebih jauh salam dari teman-teman ku.


Tapi, justru sikap egois ku lah yang muncul. Aku memberikan handphone ke ocha membiarkan mereka ngobrol berdua mungkin akan memuaskan rasa ingin tahu ku tentang 'seberapa konsekwen nya ali' Bisa saja dengan aku dia berbicara begitu, tapi dengan ocha atau yang lain berbicara begini. Aku memarkirkan mobil lalu masuk ke warung nasi goreng langganan bareng yang lain. Sementara ocha masih sibuk dengan handphone ku. 

 "In, neh ali mau ngomong sama kamu"

ocha mengembalikan handphone ku dengan lesu.

"Halo, kenapa?"


"Kok hape nya di kasihkan ke teman nya sih? Aku kan mau ngomong sama kamu, bukan temen mu"


Tuuuuuuiiiiiiiinnnnngggg, Tubuh ku melesat ke udara setelah karet ketapel di tarik dan di lepaskan oleh tangan Gulliver *manusia raksasa (Bayangkan game angry bird) kira-kira begitu lah rasanya... Setelah mengakhiri telpon dari ali, ocha kemudian berceloteh 


"Mundur ajaah, Ali kayak nya naksir iin, di telpon yang di tanya-tanya cuma iin"


17 Tahun aku hidup, baru kali ini aku merasakan apa itu 'Melayang' ke awang-awang. Baru kali ini aku merasakan wajah ku memanas karna malu dan jantung ku berdetak cepat saat menyebut nama seseorang. Aku tidak tau, ini kah rasa nya cinta? Memang tidak tepat di hari ulang tahun ku, meleset beberapa hari... Hanya beda 3 hari setelah ulang tahun ku... Tapi di situ aku menyadari bahwa Tuhan tidak menggunakan 'abrakadabraa' untuk mengabulkan doa umat -Nya, tapi lebih pada logika... Seandainya Ali tiba-tiba muncul di malam pesta ulang tahun ku, pasti akan menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Semua pasti berproses karna pagi tidak mungkin langsung menjadi malam. 


 -----+++----- 

 15 Agustus 2001

Malam yang romantis di kursi kayu panjang, bawah tangga sekolahan ku. Aku bisa merasakan tangan ali yang dingin dan sikap nya yang gugup di sebelah ku. 30 menit tanpa bicara...

Tik... Tok... Tik... Tok... 

Suara musik samar-samar terdengar dari dalam kelas. Besok sekolah ku berulang tahun, akan ada perlombaan menghias ruang kelas yang di ikuti seluruh kelas 3. Itu sebab nya kami lembur sampai malam untuk mengecat dan menghias ruangan secantik mungkin. Tapi hasil nya sama sekali jauh dari kata cantik, melainkan Norak! Haahaahaa...  (˘ʃƪ˘) plisse jangan tanyakan itu 'ide siapa' karna hanya akan mengingatkan kekesalan teman-teman ku atas kekalahan kami. Hohohoho... 2 minggu setelah pertemuan kami di samarinda. Selama 2 minggu itu pula ali sudah 4 kali bolak-balik samarinda tenggarong lewat jalur loa-janan hanya untuk menemui aku beberapa jam. Belum ada jalur cepat yang bisa menghubungkan kedua kota itu. Belum ada ikatan apa-apa di antara kami, masih berteman...

Heran juga kenapa dia harus bela belain menempuh jarak sejauh itu untuk bermalam minggu dan bermalam kamis di tenggarong dengan seorang teman.


Sebelumnya aku harus meluruskan tentang asal muasal nya.


Ternyata Ali akbar asli orang samarinda kuliah di kampus biru widyagama jurusan ekonomi, sama sekali bukan orang balikpapan dan bukan mahasiswa UNMUL. Identitas mereka di palsukan agar bisa mengikuti babak penyisihan parade Boom di balikpapan. Glek! Alasan nya, waktu babak penyisihan di samarinda, salah satu personil nya berhalangan.


Hmmm... Jika mereka tidak ikut penyisihan di balikpapan, apakah kami akan tetap bertemu? Takdir memang rumit ya?... Tapi takdir juga kadang tidak bisa di hindari. Atau seandainya dia memang benar orang balikpapan, mana mungkin dia ada disini sekarang... Duduk berdampingan dengan ku, di gedung sekolah ku...


Biasa nya kami hanya makan malam dan berkeliling tenggarong sampai jam 10 malam. Tapi malam ini kami stay di sini sejak sore memandangi halaman basket dengan pencahayaan bias matahari yang memudar hingga berubah menjadi gelap. Satu-satu nya lampu hanya berasal dari ruang kelas ku.


Senja paling romantis yang pernah ku lewati. Senja telah berlalu menjadi malam... Tidak ada kata apapun yang keluar dari mulut kami. Aku pribadi tidak terlalu gelisah, hanya menikmati keheningan yang ada. Yeaaah, walaupun sedikit perasaan cemas pasti ada. Aku takut dia akan mengatakan 'sebenarnya aku sudah punya pacar...blablabla' aku yakin seketika itu juga bangunan sekolah ini akan ambruk menimpa tubuh ku jikalau benar kata-kata itu yang akan dia ucapkan. Sebaiknya jika aku harus memilih, lebih baik aku di timpa reruntuhan bangunan kokoh ini daripada harus mendengar kata-kata itu.

"In... Jujur saja, ini pertama kali nya buat ku. Aku tidak tau bagaimana harus memulai pembicaraan ini"

Jeda...

Sebenarnya udara malam ini lumayan sejuk, tapi sebutir keringat meluncur di pelipisnya. Siluet hidung nya yang mancung membentuk bayangan di samping dinding pilar. 


"In... Kamu mau gak jadi pacar ku?" 


BBbbbrrrrr... Matahari kembali bersinar, tumbuhan di pot meninggi dan bunga nya bermekaran dalam hitungan detik, burung merpati putih berterbangan di lapangan basket dan bernyanyi. Di atas atap gedung sekolah, pelangi membentuk lengkungan indah menghiasi langit dengan semburat tambahan berwarna pink senada dengan pipi ku yang tersipu.


Jangan terlalu serius, itu hanya gambaran keindahan yang ku rasakan. Tidak ada keadaan yang berubah di malam itu, tetap sama seperi 5 menit sebelumnya. Hanya hati ku lah yang berubah menjadi warna pink dan berubah bentuk seperti buah labu dengan sudut bawah runcing. Sorri, fantasi ku memang berlebihan. Hihihihi... 


"Apa jawaban nya in?"


Apakah harus di jawab? Jelas saja jawaban nya 'IYA'

Aku sudah berkali-kali di tembak cowok seperti ini, tapi kali ini jelas luar biasa. Siapapun tidak bisa menggapai rasanya.


"Iya, aku mau... Tapi sebenarnya aku sudah punya pacar"


Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut ku tanpa bisa di sensor! Bodoh! Seharusnya aku tidak perlu mengatakan itu, kan aku bisa membereskan nya sendiri diam-diam.


"Aku beri kamu waktu beberapa hari untuk memutusin dia ya!"


Nada memaksa yang menyenangkan. Dia meraih tangan ku dan tersenyum... Tidak ada kekecewaan setelah mendengar pengakuan ku, sorot matanya tetap sama. Berkilau dibalik kelopak sipit nya seperti biasa.


"Aku tahu kamu sudah punya pacar dari ocha, siapa namanya? Leo, Wawan? Siapa lagi? Aku tidak pernah punya pacar sama sekali dan aku tidak pernah tertarik dengan cewek manapun seperti aku tertarik saat melihat kamu di gelora patra"

.......*noted

"Jangan tanyakan kenapa, dalam keluarga ku kami hanya jatuh cinta sekali dan langsung menikah, itu sebabnya aku akan tetap mempertahankan mu tidak peduli kamu sudah punya pacar atau belum"




----+++---

 17 Mei 2003

Malam ini, aku duduk di pinggiran ranjang jati, dinding kamar di tutupi dengan tirai satin berwarna krem. Di atas ranjang terdapat kelambu modern dengan lampu hias dan bunga-bunga di tengah nya. Sprai nya pun berwarna senada dengan dekorasi sekelilingnya.


Disini lah aku berada sekarang, untuk pertama kali nya bisa berduaan dalam satu kamar dengan nya. Ini malam pertama kami sebagai suami istri. Benar benar malam yang mendebarkan. Tangan ku mencengkram pinggiran ranjang saat teringat mantra yang aku ucapkan 2 tahun yang lalu, pameran furniture di balikpapan plaza dan Tari sebagai saksi hidup nya.


"Aku hanya ingin bermalam pertama dengan Ali akbar di ranjang itu, walaupun aku tidak mengenal nya"




Rasa haru memenuhi rongga dada ku... Energi alam kadang sulit di pahami juga di mengerti. Aku tidak tau desakan apa yang mendorong ku untuk mengucapkan itu. Mungkin sedari awal alam bawah sadar ku tahu bahwa dia lah jodoh ku, bahkan di saat aku sama sekali belum mengenal nya.



 ---+++---- 

 17 Mei 2013 

Hari ini... Umur pernikahan kami sudah menginjak 10 tahun dengan 2 orang putra yang amat cerdas.

Muhammad Saifani Azzam 9thn dan Saifani Raya Espandiar 4thn.

Sejauh ini kami adalah keluarga kecil yang cukup bahagia dengan segala permasalahan nya.

Tapi 10 tahun hidup bersama ali merupakan masa masa terindah dalam hidup ku. Tidak pernah aku merasa benar benar hidup seperti 10 tahun terakhir ini. Ali menghiasi hidup ku dengan senyum manis nya yang tak pernah pudar. 

Tapi, masih ada 40 tahun lagi...

(The End)